" Welcome To "

* triesenja's blog *









Sunday, August 12, 2012

Sketsa Kehidupan......


Weekend… menikmati  segarnya udara pagi dari jendela kamarku, ditemani suara kicau burung yang riang di depan sana, suara burung  burung liar yang terbang bebas di halaman rumahku….Pagi yang indah…. ^_^

Alhamdulillah masih panjang umur & q  masih bisa menikmati indahnya pagi ini….. :)
Karena belum tentu besok pagi aku masih bisa merasakan indahnya pagi dan suara riang kicau burung……

Alunan syahdu milik Erry Band yang berjudul  “ Mata Hati “ mengalun lembut di ruang kamarku…..membuatku terdiam sejenak mendengarkan & merenungi setiap liriknya….

Meski derita tak henti menerpa
Badai kehidupan yang datang menerjang
Ku takkan henti bertahan hingga nanti

Derita si kecil menyayat hati
Tangan yang lemah mencoba meraih
Mungkin suratan jadi orang pinggiran

Kala manusia tak lagi kuasa
Bagai sebutir debu yang tak beradaya
Lihatlah kini kita begitu rapuh…..”

Lagu yang penuh makna dan begitu menyentuh….seperti mengingatkan kita semua untuk dapat melihat keadaan sesama yang ada di sekitar kita….
Keadaan saudara saudara kita, yang hidup  dibawah garis kemiskinan, mereka yang hidup di kota besar namun tinggal di belakang gedung gedung pencakar langit yang  terkadang hanya di pandang sebelah mata oleh orang, Terkadang mereka harus tidur di dekat tumpukan kardus dengan  lingkungan yang tak baik untuk kesehatan mereka dan  juga kesehatan anak anak mereka yang masih kecil.

Mari sejenak  lihat disekitar kita….saudara2 kita, mereka  kaum2 dhuafa  yang harus berjuang menjalankan kehidupannya di tengah kerasnya  kota ini,berapa banyak anak anak yang harus putus sekolah karena masalah ekonomi dan kemiskinan, mereka harus bekerja membantu orang tua mencari penghidupan …..

Prihatin rasanya melihat anak anak yang harus  ikut bekerja membantu orang tuanya demi kelangsungan hidup, dan ekonomi keluarganya…
di saat seharusnya mereka merasakan bangku sekolah dan belajar bersama kawan kawannya, tapi mereka harus turun ke jalanan untuk bekerja.

Pernah ku melihat acara di salah stasiun televisi swasta, acara itu memutar kisah kisah saudara saudara kita yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.saat itu di putar kisah tentang seorang anak perempuan berusia 12 tahun, yang harus bekerja membantu perekonomian keluarganya dengan berjualan tahu gejrot, ayahnya seorang pedagang tahu gejrot juga namun ia tidak berjualan berkeliling,karena kakinya (maaf) tak begitu normal. 

Ia harus meninggalkan keinginannya untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP,ia sadar  ayahnya tak sanggup membiayai sekolah untuknya, karena itu ia memilih membantu orang tua dengan berjualan tahu gejrot berkeliling dengan menggunakan sepeda. Air mataku berlinang saat melihat  gadis kecil itu bertanya kembali pada ayahnya, “ kapan Indri bisa sekolah lagi pa ??? ”  mendengar pertanyaan anaknya itu, air mata ayahnya pun tumpah seketika. Sebenarnya ayanya ingin sekali melihat Indri bisa bersekolah, tapi ia tak sanggup menyekolahkan Indri,karena masalah ekonomi.  Indri hanya bisa terdiam sambil menyeka air matanya,mungkin dalam ruang batinnya,ia paham ia harus mengubur harapannya dalam dalam agar ayahnya tak menjadi sedih. 

Sesak rasanya hati ini melihat dialog mereka berdua dan juga melihat air mata yang mengucur dari kedua mata mrk ( bahkan saat menulis artikel ini pun,  mata q masih berkaca-kaca )

Masih cerita tentang Indri si bocah penjual tahu gejrot itu,ketika ia di wawancarai oleh wartawan yg meliputnya ia mengatakan keinginannya untuk bisa sekolah lagi, tapi ia tak sanggup membeli buku dan seragam sekolah , “ Beli seragam sekolahnya aja mahal bisa dua ratus ribuan,uangnya dari mana…”ucapnya polos menahan sedih…

Lalu ketika ditanya wartawan lagi apakah letih  berkeliling menjual tahu gejrot menggunakan sepeda , ia menjawab perlahan “terkadang letih,kaki Indri pegal harus mengayuh sepeda, tapi klo pegal Indri diam dulu kalau sudah ga pegal Indri jalan lagi"

Degghhh,,,,,miris rasanya hati ini mendengarnya…membuat aku terus meneteskan air mata sepanjang menyaksikan acara ini. Apalagi ketika ku lihat ia sedang melayani pembelinya,tangannya yang kecil harus mengulek bumbu sementara tubuhnya harus menahan sepeda agar  tidak jatuh karena sepedahnya tidak ada standarnya,bisa kita  bayangkan jika Indri tak hati hati ketika melayani pembelinya, mungkin sepedahnya bisa jatuh dan tahu gejrotnya pun bisa berjatuhan  dan akibatnya ia nanti bisa merugi karena  dagangannya tak habis.

Terkadang teman temannya pun meledeknya, tapi ia tidak malu tetap semangat bekerja membantu kedua orang tua.
Indri harus menyimpan harapannya untuk bisa bersekolah,ia tahu kedua orang tuanya tak mampu menyekolahkannya,kini adik Indri yang hanya bersekolah, miris rasanya ketika ku lihat adk Indri sekolahnya pun menggunakan sepatu milik Indri yang dlu yang kini sudah hampir rusak dan sobek,adik indri pun meminta ke Indri sebagai kakakknya untuk membelikan untuknya sepatu yang baru.
“ Iya nanti klo teteh ada uang teteh beliin lagi sepatu yang baru” ucapnya menahan sedih…  
Aku yakin, di dalam  hati nya yang paling dalam Indri menangis….ia ingin bisa membelikan sepatu untuk adiknya, dan sebenarnya ia pun ingin juga bisa melanjutkan sekolah…..agar bisa menjadi orang yang sukses dan  bisa membahagiakan kedua orang tua dan adik kesayangannya itu.

Inilah potret kehidupan sebagian saudara saudara kita di luar sana yang terkdang kita lupakan….
Pernah juga q melihat acara di salah satu televisi swasta pula yang menayangkan kehidupan anak jalanan, seorang bocah perempuan yang bekerja sebagai pengumpul paku-paku di jalanan untuk dapat di jual lagi.ia seorang kakak yang harus juga mengurus ke tiga adik adiknya yang masih kecil.Mereka mencari paku-paku bersama sama di jalanan,dan jika  setelah mencari paku-paku di jalanan dan ia mendapat satu  bungkus nasi, ia segera menyuruh adik-adiknya makan, ia rela untuk tidak makan demi adik adiknya, walau sebenarnya ia pun lapar…..

Sedih rasanya ….melihat bocah kecil itu, keadaan membuatnya berpikir lebih dewasa untuk melawan segala keinginan dan ego….ia tahu , masih ada yang harus ia pikirkan ketimbang dirinya sendiri , yaitu adik adik kesayangannya….

Aku yakin,, Indri,lalu  Bocah pengumpul paku itu dan juga  adik adik kecil kita yang saat ini nasibnya kurang beruntung di luar sana,, suatu hari nanti mereka akan menjadi orang besar dan sukses….karena tempaan hidup yang membuatnya berpikir lebih  dewasa & lebih kuat menjalani hidup ini,,dan juga q yakin Tuhan tidak pernah tidur , selalu memberi kekuatan dan kecukupan  rejeki untuk hamba –hambanya yang mau berusaha...


Sketsa Sketsa kehidupan mereka yang keras sungguh memberi q banyak pelajaran……
Pelajaran untuk lebih bisa  bersyukur &  mensyukuri lagi  hidup ini , pelajaran untuk bisa membuang semua sifat keegoismean, sifat yang hanya mementingkan diri sendiri, &  pelajaran untuk lebih bisa peduli pada sesama,,,Semoga aq dan teman teman semua bisa belajar dari kehidupan mereka…..

 Lihatlah dan bukalah mata hatimu
Melihatnya lemah terluka
Namun semangatnya takkan pernah pudar
Hingga Tuhan kan berikan jalan……….”

Sepenggal lirik terakhir dari "Erry Band", yang mengakhiri tulisanku di hari libur ini dan juga yang membuat q, kapan dan dimana saja  harus terus belajar dan belajar memahami pesan yang disampaikan  dalam  lagu ini……..







No comments:

Post a Comment