Alhamdulillah masih panjang umur
& q masih bisa menikmati indahnya
pagi ini….. :)
Karena belum tentu besok pagi aku
masih bisa merasakan indahnya pagi dan suara riang kicau burung……
Alunan syahdu milik Erry Band yang
berjudul “ Mata Hati “ mengalun lembut
di ruang kamarku…..membuatku terdiam sejenak mendengarkan & merenungi setiap liriknya….
“Meski derita tak henti menerpa
Badai kehidupan yang datang menerjang
Ku takkan henti bertahan hingga nanti
Derita si kecil menyayat hati
Tangan yang lemah mencoba meraih
Mungkin suratan jadi orang pinggiran
Badai kehidupan yang datang menerjang
Ku takkan henti bertahan hingga nanti
Derita si kecil menyayat hati
Tangan yang lemah mencoba meraih
Mungkin suratan jadi orang pinggiran
Kala manusia tak lagi kuasa
Bagai sebutir debu yang tak beradaya
Lihatlah kini kita begitu rapuh…..”
Bagai sebutir debu yang tak beradaya
Lihatlah kini kita begitu rapuh…..”
Lagu yang
penuh makna dan begitu menyentuh….seperti mengingatkan kita semua untuk dapat
melihat keadaan sesama yang ada di sekitar kita….
Keadaan
saudara saudara kita, yang hidup dibawah
garis kemiskinan, mereka yang hidup di kota besar namun tinggal di belakang
gedung gedung pencakar langit yang terkadang hanya di pandang sebelah mata oleh
orang, Terkadang mereka harus tidur di dekat tumpukan kardus dengan lingkungan yang tak baik untuk kesehatan
mereka dan juga kesehatan anak anak
mereka yang masih kecil.
Mari
sejenak lihat disekitar kita….saudara2
kita, mereka kaum2 dhuafa yang harus berjuang menjalankan kehidupannya
di tengah kerasnya kota ini,berapa
banyak anak anak yang harus putus sekolah karena masalah ekonomi dan
kemiskinan, mereka harus bekerja membantu orang tua mencari penghidupan …..
Prihatin rasanya melihat anak
anak yang harus ikut bekerja membantu
orang tuanya demi kelangsungan hidup, dan ekonomi keluarganya…
di saat
seharusnya mereka merasakan bangku sekolah dan belajar bersama kawan kawannya,
tapi mereka harus turun ke jalanan untuk bekerja.
Pernah ku melihat acara di salah
stasiun televisi swasta, acara itu memutar kisah kisah saudara saudara kita
yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.saat itu di putar kisah tentang
seorang anak perempuan berusia 12 tahun, yang harus bekerja membantu
perekonomian keluarganya dengan berjualan tahu gejrot, ayahnya seorang pedagang
tahu gejrot juga namun ia tidak berjualan berkeliling,karena kakinya (maaf) tak
begitu normal.
Ia harus meninggalkan keinginannya untuk melanjutkan sekolah ke
tingkat SLTP,ia sadar ayahnya tak
sanggup membiayai sekolah untuknya, karena itu ia memilih membantu orang tua dengan
berjualan tahu gejrot berkeliling dengan menggunakan sepeda. Air mataku
berlinang saat melihat gadis kecil itu
bertanya kembali pada ayahnya, “ kapan Indri bisa sekolah lagi pa ??? ” mendengar pertanyaan anaknya itu, air mata ayahnya
pun tumpah seketika. Sebenarnya ayanya ingin sekali melihat Indri bisa
bersekolah, tapi ia tak sanggup menyekolahkan Indri,karena masalah ekonomi. Indri hanya bisa terdiam sambil menyeka air matanya,mungkin
dalam ruang batinnya,ia paham ia harus mengubur harapannya dalam dalam agar ayahnya tak
menjadi sedih.
Sesak rasanya hati ini melihat
dialog mereka berdua dan juga melihat air mata yang mengucur dari kedua mata
mrk ( bahkan saat menulis artikel ini pun,
mata q masih berkaca-kaca )
Masih cerita tentang Indri si
bocah penjual tahu gejrot itu,ketika ia di wawancarai oleh wartawan yg
meliputnya ia mengatakan keinginannya untuk bisa sekolah lagi, tapi ia tak
sanggup membeli buku dan seragam sekolah , “ Beli seragam sekolahnya aja mahal
bisa dua ratus ribuan,uangnya dari mana…”ucapnya polos menahan sedih…
Lalu ketika ditanya wartawan lagi
apakah letih berkeliling menjual tahu gejrot
menggunakan sepeda , ia menjawab perlahan “terkadang letih,kaki Indri pegal harus
mengayuh sepeda, tapi klo pegal Indri diam dulu kalau sudah ga pegal Indri
jalan lagi"
Degghhh,,,,,miris rasanya hati ini mendengarnya…membuat aku terus meneteskan air mata sepanjang menyaksikan acara ini. Apalagi ketika ku lihat ia sedang melayani pembelinya,tangannya yang kecil harus mengulek bumbu sementara tubuhnya harus menahan sepeda agar tidak jatuh karena sepedahnya tidak ada standarnya,bisa kita bayangkan jika Indri tak hati hati ketika melayani pembelinya, mungkin sepedahnya bisa jatuh dan tahu gejrotnya pun bisa berjatuhan dan akibatnya ia nanti bisa merugi karena dagangannya tak habis.
Terkadang teman temannya pun
meledeknya, tapi ia tidak malu tetap semangat bekerja membantu kedua orang tua.
Indri harus menyimpan harapannya
untuk bisa bersekolah,ia tahu kedua orang tuanya tak mampu
menyekolahkannya,kini adik Indri yang hanya bersekolah, miris rasanya ketika ku
lihat adk Indri sekolahnya pun menggunakan sepatu milik Indri yang dlu yang
kini sudah hampir rusak dan sobek,adik indri pun meminta ke Indri sebagai kakakknya
untuk membelikan untuknya sepatu yang baru.
“ Iya nanti klo teteh ada uang
teteh beliin lagi sepatu yang baru” ucapnya menahan sedih…
Aku yakin, di dalam hati nya yang paling dalam Indri menangis….ia
ingin bisa membelikan sepatu untuk adiknya, dan sebenarnya ia pun ingin juga
bisa melanjutkan sekolah…..agar bisa menjadi orang yang sukses dan bisa
membahagiakan kedua orang tua dan adik kesayangannya itu.
Inilah potret kehidupan sebagian saudara saudara kita di luar sana yang terkdang kita lupakan….
Pernah juga q melihat acara di
salah satu televisi swasta pula yang menayangkan kehidupan anak jalanan, seorang
bocah perempuan yang bekerja sebagai pengumpul paku-paku di jalanan untuk dapat di
jual lagi.ia seorang kakak yang harus juga mengurus ke tiga adik adiknya yang
masih kecil.Mereka mencari paku-paku bersama sama di jalanan,dan jika setelah mencari paku-paku di jalanan dan ia
mendapat satu bungkus nasi, ia segera
menyuruh adik-adiknya makan, ia rela untuk tidak makan demi adik adiknya, walau
sebenarnya ia pun lapar…..
Sedih rasanya ….melihat bocah
kecil itu, keadaan membuatnya berpikir lebih dewasa untuk melawan segala
keinginan dan ego….ia tahu , masih ada yang harus ia pikirkan ketimbang dirinya
sendiri , yaitu adik adik kesayangannya….
Pelajaran
untuk lebih bisa bersyukur & mensyukuri lagi hidup ini ,
pelajaran untuk bisa membuang
semua sifat keegoismean, sifat yang hanya mementingkan diri sendiri,
& pelajaran untuk lebih bisa peduli pada sesama,,,Semoga aq
dan teman teman semua bisa belajar dari kehidupan mereka…..
”Lihatlah dan bukalah mata hatimu
Melihatnya lemah terluka
Namun semangatnya takkan pernah pudar
Hingga Tuhan kan berikan jalan……….”
”Lihatlah dan bukalah mata hatimu
Melihatnya lemah terluka
Namun semangatnya takkan pernah pudar
Hingga Tuhan kan berikan jalan……….”
Sepenggal
lirik terakhir dari "Erry Band", yang mengakhiri tulisanku di hari libur ini dan
juga yang membuat q, kapan dan dimana saja harus
terus belajar dan belajar memahami pesan yang disampaikan dalam lagu ini……..
No comments:
Post a Comment