" Welcome To "

* triesenja's blog *









Thursday, December 31, 2015

Sepenggal Catatan & Harapan di Akhir Tahun 2015

Hari ini tepat 31 Desember 2015, dan beberapa jam lagi akan tiba tahun 2016, Rasanya begitu cepat sekali waktu berlalu, baru saja rasanya kemarin mengawali Januari sekarang sudah berada di penghujung tahun.

*2015…. 

“ Banyak moment-moment yang di lalui sepanjang tahun ini, Ada Bahagia dan juga kesedihan, ada Tawa dan ada juga tangisan, ada Pencapaian dan ada juga kegagalan, Ada semangat namun terkadang ada juga keluhan.

Ada hal-hal yang harus dikerjakan dan ada juga yang harus di di tinggalkan, Ada ilmu-ilmu baru, Ada teman-teman baru, Ada kesalahan-kesalahan di masa lalu yang harus di perbaiki, ada resolusi tahun lalu yang masih belum terwujud tahun ini, dan ada hikmah yang di dapat dari setiap episodenya yang di lalui sepanjang tahun ini “

Semua yang tlah di lalui merupakan Anugrah dari-Nya, Di setiap perjalanan yang di lalui selalu ada pesan yang tersimpan, selalu ada ilmu yang bisa di petik, dan ada hikmah yang bisa di ambil.

“ Terimakasih ya Rabb, untuk Nikmat sehat, untuk nikmat Iman, Nikmat Islam, Nikmat Keluarga, Nikmat persaudaraan, Nikmat setiap detik waktu yang masih kau beri, Nikmat manisnya ilmu, Nikmat masih diberi kesempatan untuk bisa beribadah kepadaMu, dan Nikmat-nikmat lainnya yang tak mungkin sanggup ku hitung “

Berharap bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, yang mampu menjalankan perintah-perintahMu dan Menjauhi segala laranganMu, Jauhkan dari segala kemaksiatan, Jauhkan dari segala marabahaya, Jadikan hambaMu yang senantiasa Ingat dan selalu mensyukuri NikmatMu “ aamiin…. Tolong Bimbing Hamba Ya Rabb….

*2016...




Berharap segala sesuatunya menjadi lebih baik lagi, Berharap diberi Panjang umur, kesehatan dan di jauhkan dari segala marabahaya untuk orang tuaku, keluarga, aku, calon imam yang t’lah dipersiapkanNya, teman-teman, saudara-saudara, tetangga, dan muslim di seluruh dunia, aamiin….   

Mundah-mundahan bisa menjadi manusia yang lebih bersyukur lagi, Bisa mendapat banyak ilmu bermanfaat, Mendapat kawan-kawan dan saudara-saudra baru yang mengajak pada jalan kebaikan, pada jalan yang lebih bermanfaat, dimudahkan segala urusan, dan mundah-mundahan doa-doaku dalam diam yang senantiasa dipanjatkan selama tahun 2015 bisa terwujud di tahun 2016, aamiin...

Berharap bisa membahagiakan orang-orang yang ku sayang, khususnya orang tua dan keluargaku, Mundah-mundahan sisa waktu yang masih diberikan bisa di lalui dengan penuh manfaat dan dijauhkan dari hal yang sia-sia, dijauhkan dari keluh-kesah, dan mundah-mundahan ku masih bisa membaca tulisan ini di akhir Tahun 2016 dengan tersenyum Bahagia, dengan pencapaian dan mimpi-mimpi yang sudah terwujud serta keadaan yang jauh lebih baik lagi, aamiin….


# Kamis Malam,
Di Penghujung Tahun 2015
Pukul. 22.00 wib
Depan monitor, yang terus berharap segala sesuatunya menjadi lebih baik lagi ke depannya, aamiin…

Wednesday, December 16, 2015

Dan pada akhirnya...

Dan pada akhirnya setiap individu pun akan memasuki awal perjalanan baru dalam kehidupannya....

Memasuki fase-fase baru, belajar melihat dari sudut pandang yang lebih luas, menarik pelajaran, dan mencoba berbenah.




Mencoba meninggalkan apa-apa yang tidak baik dan dilarang, mencoba membatasi dirinya dari sesuatu yang dulu terasa bebas, biasa dan mungkin tak terkontrol.

Mencari ruang yang senantiasa mengajaknya pada jalan kebaikan dan membantunya mendorong ke arah perubahan.

Menapaki perjalanan yang panjang dan berliku, hingga sampailah pada batas akhir perjalanan, namun sebenarnya tidak berhenti sampai disana, Pada setiap akhir persinggahan, sesungguhnya itu merupakan pintu gerbang awal untuk memasuki perjalanan yang berikutnya…. yang mungkin lebih berliku dari sebelumnya.

Dan dari setiap perjalanan yang di laluinya, terdapat kedamaian, keindahan, ketenangan hati, namun tak jarang juga suara hinggar bingar yang menganggunya dan  sederet aral yang menghalangi perjalanannya.
 
Karena dalam perjalanan itulah hati akan senantiasa di uji, untuk bisa melihat lebih dalam mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang harus ada dalam lingkaran fokus dan mana yang harus di tinggalkan.


" Dan pada akhirnya, setiap orang akan menemukan jalan Hijrahnya masing-masing….. "    _TrieSenja_








# 16 Desember’15
    Ditemani udara yang dingin.


Tuesday, November 3, 2015

Awal Perjalananku memakai Hijab



Dulu ketika ku masih kecil, aku ingat betul kata-kata yang pernah aku ucapkan pada sepupuku, “ kalau sudah besar nanti aku pengen pake kerudung, biar baju muslimnya banyak ”

Itulah kata-kata seorang anak kecil yang melihat kakak perempuannya t’lah berhijab, ya kakak aku dulu sudah berhijab terlebih dahulu, sebenarnya dulu kata-kata yang aku ucapkan pada sepupuku itu bukan jujur dari hati kalau aku memang ingin pakai kerudung, tapi  itu hanya untuk mendorong sepupu aku yang usianya berbeda satu tahun dengan aku, supaya mengikuti jejak kakakkku, dan aku pun tidak tahu juga kalau memakai kerudung itu memang diwajibkan untuk wanita muslim. Dulu yang aku tahu hanya, “ kalau pakai kerudung berarti bisa punya banyak baju muslim dilemari. “ Udah itu aja ! :D

Waktu pun terus berjalan, dan aku mulai beranjak dewasa dan mulai memasuki sekolah menengah Atas (SMA), ketika awal masuk SMA ku juga tetap seperti dulu tetap belum memakai hijab, walau ada teman satu smpku dulu yang dismp tidak memakai hijab ketika awal masuk SMA yang sama, dia mulai memakai hijabnya. Jadi seragam yang dikenakan pada hari pertama Sekolah setelah mos adalah Seragam Panjang. Otomatis baju olahraga, batik dan pramuka yang nanti dipesan dan dikenakan juga baju yang tangan panjang.

Saat itu aku sama sekali belum termotivasi untuk memakai hijab seperti temanku. Aku masih memakai rok pendek dan baju lengan pendek seperti teman-teman yang lain. Kelas 1, naik awal kelas 2 tetap masih belum memakai hijab.


Saat awal masuk kelas dua SMA, ada sebuah moment dimana aku harus menjalani sebuah kegiatan mewakili Sekolah bersama seorang temanku, seorang teman laki-laki, di sebuah kota selama satu minggu. dan selama disana kami tinggal di Asrama, bersama para pelajar perwakilan dari kotaku dan Pelajar lainnya dari berbagai kota satu Provinsi.

Selama disana aku suka melihat teman-teman wanita yang sama satu kota denganku, Kebanyakan dari mereka memakai hijab, saat itu hanya aku dan seorang temanku yang sama-sama satu kota yang tidak memakai hijab. melihat temanku itu memakai hijab, rasanya kok enak sekali memakai hijab yang  dia kenakan, melihatnya juga enak simple tidak terlalu ribet ketika melakukan aktivitas, saat itu kita semua harus menjalani aktivitas yang begitu padat dan disiplin setiap harinya, dari pagi sampai malam menjelang. 

Beda denganku yang saat itu belum memakai hijab, rasanya agak ribet ketika banyak atribut yang harus dipakai, belum lagi  harus siap-siap dan lain sebagainya sedangkan aktivitas disana memerlukan waktu yang cepat dan disiplin setiap harinya, karena jika telat sedikit saja harus siap-siap kena hukuman.

Saat itu aku sudah bisa merasakan & membayangkan sepertinya enak sekali jika memakai hijab.
Singkat cerita setelah selesai menjalani kegiatan  selama satu minggu disana, tibalah waktunya pulang. Kembalilah aku ke rutinitasku seperti biasa kembali ke sekolah.

Di pertengahan kelas 2 SMA  selepasnya aku pulang dari sana, saat itu aku dan teman-teman segenk (kami berbeda-beda kelas) sedang berkumpul di depan kelasku dan kami membicarakan tentang niatan untuk memakai hijab , saat itu kami sepakat untuk berbarengan memakai hijabnya. Beberapa hari kemudian temanku sudah mulai mengenakan hijabnya ke sekolah, tapi saat itu aku belum. Karena aku belum punya  seragam yang baru dan aku pun harus bilang dulu ke ibuku tentang keinginanku memakai hijab dan aku harus minta di belikan seragam yang baru yaitu yang berlengan panjang.

Setelah aku mengutarakan niatku, Alhamdulillah akhirnya aku di belikan seragam yang berlengan panjang oleh ibuku. Setelah punya aku pun mulai mengenakannya ke sekolah, masih ku ingat hari pertama memakai seragam lengan panjang dan kerudung itu :D, Saat itu pagi hari ketika ku mulai menaiki anak tangga menuju kelasku,  ketika sampai di pertengahan anak tangga, aku bertemu seorang teman sekelasku, seorang teman laki-laki, melihat penampilan baruku temanku itu hanya bisa bergeleng-geleng kepala sambil tersenyum. 

Gak tau ya itu, itu geleng-geleng kepala karena takjub ? ga percaya ? apa meledek? Hehehe….aku sih cuma bisa senyum aja :D, lalu masuklah aku ke kelasku dengan santai, aku lupa gimana reaksi teman-teman dikelasku saat itu. Dan yang aku ingat,  pernah temanku cowo meledek kalau aku tuh pakai hijab pasti karena disuruh ibuku, bukan karena keinginanku sendiri.
Aku pun menanggapinya dengan santai, aku pun tahu temanku hanya bercanda.

Jujur, saat itu niatku pakai hijab pun memang belum lurus, bukan karena kesadaranku sendiri bahwa aurat itu memang  harus ditutup dan memang di wajibkan untuk setiap muslimah, bukan juga karena Allah,  tapi saat itu pure memang hanya ikutan-ikutan saja dan mungkin biar kompak dalam satu genk. *Betapa bodohnya aku saat itu  :'(

Mungkin saat itu ilmuku belum sampai kesana, Dan tapi tetap ku syukuri ku jadikan semua itu hikmah sebagai sarana awalku belajar berhijab. 

Semoga Allah memaafkan niat awalku yang salah itu, dan memaafkan atas ketidaktahuanku itu. 

Kembali ke cerita, Karena awal masuk aku tidak berhijab, otomatis seragam yang lainnya seperti Batik, Seragam Olahrga dan Pramuka semuanya masih berlengan pendek. Jika harus memesan seragam lengan panjang yang baru pun mungkin aku harus menunggu pergantian ajaran tahun yang baru. Menunggu tahun masuk adik-adik kelas yang baru. Yang tahun ajaranku mungkin sudah habis stoknya, Hm…

Untuk seragam pramuka, Alhamdulillah aku tidak usah beli karena aku memakai seragam bekas kakakku. Untuk seragam olahraga bisa aku pakai dobel dengan pakaianku yang lengan panjang, tapi untuk seragam batik aku bingung? Karena kalau memakai manset rasanya jelek untuk seragam saat itu.

Ditengah kebingunganku, aku pun ingat dengan seorang kakak kelasku cewek yang baru lulus dari sekolah, dia juga merupakan kakak kelasku juga ketika smp.

Aku pun berniat untuk meminjam baju seragam batiknya, aku pikir mungkin tidak dipakai lagi apalagi sudah lulus dan sudah melanjutkan ke perguruan tinggi. Saat itu aku pun segera menghubungi nomor telpon rumahnya, dan kebetulan dia ada dan aku pun mengutarakan keinginanku. Dan Alhamdulillah Allah mudahkan jalannya, Kakak kelasku itu mengiyakan dan akhirnya  janjianlah kami disuatu tempat dipusat perbelanjaan dikotaku. Kakak kelasku yang baik hati itu membawakan seragam batiknya untukku, *Terimakasih kakak, semoga allah membalas semua kebaikanmu, lama kita tak jumpa ? :)

Jujur, Saat itu aku memakai hijabnya belum benar-benar total, ke sekolah pakai sampai rumah kalau keluar atau kewarung ya seperti biasa polos aja tanpa hijab, ke warung ya ke warung aja santai tanpa hijab n tanpa berdosa.

Hingga sampailah aku pada Ujian Nasional ketika kelas 3 SMA, setelah menjalani ujian nasional, saat itu aku cemas apakah aku lulus atau tidak, aku takut nilaiku jelek dan tidak lulus. Aku pun terus kepikiran, aku takut tidak lulus. Dan aku pun bernazar jika lulus nanti aku mau pakai hijab kalau keluar rumah, tak hanya ke sekolah saja.

Dan hingga pengumuman pun tiba, Alhamdulillah akhirnya aku lulus, masih ku ingat saat itu selepas pulang sekolah setelah mengetahui perihal kelulusanku, ketika ke warung untuk pertama kalinya aku kenakan hijabku sebagaimana janjiku dan juga merupakan wujud syukurku karena t’lah lulus. Dan aku pun mulai belajar mengenakannya jika keluar rumah, kemana pun aku pergi.

Namun setahun setelah lulus sekolah, Ada sebuah Episode yang membuat imanku kembali goyah, iman yang lemah & rapuh yang begitu mudahnya mendengar bisikan-bisikan, yang lebih mementingan  kesenangan duniawi daripada mempertahankan keimananku.
Hingga aku melupakan janjiku sendiri yang dulu :'( 
Mundah-mundahan Allah memaafkan kealfaanku itu & menerima taubatku.

Sungguh sekarang jika mengingat itu, aku merasa menyesal dan malu pada diriku sendiri & juga takut, Bagaimana jika disaat imanku yang lemah saat itu tiba-tiba Aku dipanggil-Nya tanpa sempat melakukan taubat?

Ku belajar dari kesalahanku, ku belajar dari kelalaian dan kebodohanku. Dan kini, aku  mulai memperbaharui niatku yang salah, bahwa niatku memakai hijab sekarang bukanlah karena ikut-ikutan lagi tapi karena memang memakai hijab itu sudah kewajiban aku sebagai seorang muslimah, Dan insya allah karena Allah, dan takkan ku lepas lagi.
Dengan Hijab aku merasa nyaman dan dengan Hijab pula aku merasa terlindungi.

Dan kini aku pun sudah tahu ilmunya, Bahwa selangkah anak perempuan keluar dari rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah juga ayahnya itu hampir ke neraka.   Dan tentunya kita pun harus sayang dengan ayah kita, masa kita rela membuat ayah kita hampir ke neraka karena perbuatan kita? 

Berharap ku bisa berhijab lebih baik lagi & lebih sempurna lagi ke depannya seperti teman-temanku yang lain, mundah-mundahan Allah mudahkan jalannya & semoga niat ini  tetap lurus, Aamiin….



*Sebuah Catatan  hati
Selasa Malam,
03 Nov’15
Pukul 22.51 wib