Dulu
ketika ku masih kecil, aku ingat betul kata-kata yang pernah aku ucapkan pada
sepupuku, “ kalau sudah besar nanti aku pengen pake kerudung, biar baju
muslimnya banyak ”
Itulah
kata-kata seorang anak kecil yang melihat kakak perempuannya t’lah
berhijab, ya kakak aku dulu sudah berhijab terlebih dahulu, sebenarnya dulu kata-kata yang aku ucapkan pada sepupuku itu bukan jujur dari hati kalau aku memang ingin pakai kerudung, tapi itu hanya untuk mendorong sepupu aku yang usianya
berbeda satu tahun dengan aku, supaya mengikuti jejak kakakkku, dan aku pun tidak tahu juga kalau memakai kerudung
itu memang diwajibkan untuk wanita muslim. Dulu yang aku tahu hanya, “ kalau pakai kerudung berarti bisa punya banyak
baju muslim dilemari. “ Udah itu aja ! :D
Waktu pun
terus berjalan, dan aku mulai beranjak dewasa dan mulai memasuki sekolah
menengah Atas (SMA), ketika awal masuk SMA ku juga tetap seperti dulu tetap
belum memakai hijab, walau ada teman satu smpku dulu yang dismp tidak memakai
hijab ketika awal masuk SMA yang sama, dia mulai memakai hijabnya. Jadi seragam
yang dikenakan pada hari pertama Sekolah setelah mos adalah Seragam Panjang.
Otomatis baju olahraga, batik dan pramuka yang nanti dipesan dan dikenakan juga
baju yang tangan panjang.
Saat itu
aku sama sekali belum termotivasi untuk memakai hijab seperti temanku. Aku
masih memakai rok pendek dan baju lengan pendek seperti teman-teman yang lain. Kelas
1, naik awal kelas 2 tetap masih belum memakai hijab.
Saat awal masuk kelas dua
SMA, ada sebuah moment dimana aku harus menjalani sebuah kegiatan mewakili
Sekolah bersama seorang temanku, seorang teman laki-laki, di sebuah kota selama
satu minggu. dan selama disana kami tinggal di Asrama, bersama para pelajar perwakilan
dari kotaku dan Pelajar lainnya dari berbagai kota satu Provinsi.
Selama disana aku suka melihat teman-teman wanita yang sama satu kota denganku,
Kebanyakan dari mereka memakai hijab, saat itu hanya aku dan seorang temanku yang sama-sama satu kota yang tidak memakai hijab. melihat temanku itu memakai hijab, rasanya kok enak sekali memakai hijab yang
dia kenakan, melihatnya juga enak simple tidak terlalu ribet ketika melakukan
aktivitas, saat itu kita semua harus menjalani aktivitas yang begitu padat dan
disiplin setiap harinya, dari pagi sampai malam menjelang.
Beda denganku yang
saat itu belum memakai hijab, rasanya agak ribet ketika banyak atribut yang
harus dipakai, belum lagi harus siap-siap dan lain sebagainya
sedangkan aktivitas disana memerlukan waktu yang cepat dan disiplin setiap
harinya, karena jika telat sedikit saja harus siap-siap kena hukuman.
Saat itu aku sudah bisa merasakan & membayangkan sepertinya enak sekali jika memakai hijab.
Singkat
cerita setelah selesai menjalani kegiatan selama satu minggu disana, tibalah
waktunya pulang. Kembalilah aku ke rutinitasku seperti biasa kembali ke sekolah.
Di
pertengahan kelas 2 SMA selepasnya aku
pulang dari sana, saat itu aku dan teman-teman segenk (kami berbeda-beda kelas)
sedang berkumpul di depan kelasku dan kami membicarakan tentang niatan untuk memakai hijab , saat itu kami sepakat untuk berbarengan memakai hijabnya.
Beberapa hari kemudian temanku sudah mulai mengenakan hijabnya ke sekolah, tapi
saat itu aku belum. Karena aku belum punya
seragam yang baru dan aku pun harus bilang dulu ke ibuku tentang
keinginanku memakai hijab dan aku harus minta di belikan seragam yang baru
yaitu yang berlengan panjang.
Setelah
aku mengutarakan niatku, Alhamdulillah akhirnya aku di belikan seragam yang
berlengan panjang oleh ibuku. Setelah punya aku pun mulai mengenakannya ke
sekolah, masih ku ingat hari pertama memakai seragam lengan panjang dan
kerudung itu :D, Saat itu pagi hari ketika ku mulai menaiki anak tangga menuju
kelasku, ketika sampai di pertengahan
anak tangga, aku bertemu seorang teman sekelasku, seorang teman laki-laki,
melihat penampilan baruku temanku itu hanya bisa bergeleng-geleng kepala sambil
tersenyum.
Gak tau ya itu, itu geleng-geleng kepala karena takjub ? ga percaya ? apa meledek? Hehehe….aku sih cuma bisa senyum aja :D, lalu masuklah aku
ke kelasku dengan santai, aku lupa gimana reaksi teman-teman dikelasku saat
itu. Dan yang aku ingat, pernah temanku cowo meledek kalau aku tuh pakai hijab pasti karena disuruh ibuku, bukan karena keinginanku sendiri.
Aku pun menanggapinya dengan santai, aku pun tahu temanku hanya bercanda.
Jujur,
saat itu niatku pakai hijab pun memang belum lurus, bukan karena kesadaranku
sendiri bahwa aurat itu memang harus
ditutup dan memang di wajibkan untuk setiap muslimah, bukan juga karena Allah, tapi saat itu pure memang hanya ikutan-ikutan
saja dan mungkin biar kompak dalam satu genk. *Betapa bodohnya aku saat itu :'(
Mungkin
saat itu ilmuku belum sampai kesana, Dan tapi tetap ku syukuri ku jadikan semua
itu hikmah sebagai sarana awalku belajar berhijab.
Semoga
Allah memaafkan niat awalku yang salah itu, dan memaafkan atas ketidaktahuanku
itu.
Kembali
ke cerita, Karena awal masuk aku tidak berhijab, otomatis seragam yang lainnya
seperti Batik, Seragam Olahrga dan Pramuka semuanya masih berlengan pendek.
Jika harus memesan seragam lengan panjang yang baru pun mungkin aku harus
menunggu pergantian ajaran tahun yang baru. Menunggu tahun masuk adik-adik
kelas yang baru. Yang tahun ajaranku mungkin sudah habis stoknya, Hm…
Untuk
seragam pramuka, Alhamdulillah aku tidak usah beli karena aku memakai seragam
bekas kakakku. Untuk seragam olahraga bisa aku pakai dobel dengan pakaianku
yang lengan panjang, tapi untuk seragam batik aku bingung? Karena kalau memakai
manset rasanya jelek untuk seragam saat itu.
Ditengah
kebingunganku, aku pun ingat dengan seorang kakak kelasku cewek yang baru lulus
dari sekolah, dia juga merupakan kakak kelasku juga ketika smp.
Aku pun
berniat untuk meminjam baju seragam batiknya, aku pikir mungkin tidak dipakai
lagi apalagi sudah lulus dan sudah melanjutkan ke perguruan tinggi. Saat itu
aku pun segera menghubungi nomor telpon rumahnya, dan kebetulan dia ada dan aku
pun mengutarakan keinginanku. Dan Alhamdulillah Allah mudahkan jalannya, Kakak
kelasku itu mengiyakan dan akhirnya janjianlah kami disuatu tempat dipusat
perbelanjaan dikotaku. Kakak kelasku yang baik hati itu membawakan seragam
batiknya untukku, *Terimakasih kakak, semoga allah membalas semua kebaikanmu,
lama kita tak jumpa ? :)
Jujur, Saat itu
aku memakai hijabnya belum benar-benar total, ke sekolah pakai sampai rumah
kalau keluar atau kewarung ya seperti biasa polos aja tanpa hijab, ke warung
ya ke warung aja santai tanpa hijab n tanpa berdosa.
Hingga
sampailah aku pada Ujian Nasional ketika kelas 3 SMA, setelah menjalani ujian
nasional, saat itu aku cemas apakah aku lulus atau tidak, aku takut nilaiku
jelek dan tidak lulus. Aku pun terus kepikiran, aku takut tidak lulus. Dan aku
pun bernazar jika lulus nanti aku mau pakai hijab kalau keluar rumah, tak
hanya ke sekolah saja.
Dan
hingga pengumuman pun tiba, Alhamdulillah akhirnya aku lulus, masih ku ingat
saat itu selepas pulang sekolah setelah mengetahui perihal kelulusanku, ketika
ke warung untuk pertama kalinya aku kenakan hijabku sebagaimana janjiku dan
juga merupakan wujud syukurku karena t’lah lulus. Dan aku pun mulai belajar mengenakannya jika keluar rumah, kemana pun aku pergi.
Namun setahun setelah lulus sekolah, Ada sebuah Episode yang membuat imanku kembali goyah, iman yang lemah & rapuh yang begitu mudahnya mendengar bisikan-bisikan, yang lebih mementingan kesenangan duniawi daripada mempertahankan keimananku.
Hingga aku melupakan janjiku sendiri yang dulu :'(
Mundah-mundahan Allah memaafkan kealfaanku itu & menerima taubatku.
Sungguh sekarang jika mengingat itu, aku merasa menyesal dan malu pada diriku sendiri & juga takut, Bagaimana jika disaat imanku yang lemah saat itu tiba-tiba Aku dipanggil-Nya tanpa sempat melakukan taubat?
Ku belajar dari kesalahanku, ku belajar dari kelalaian dan kebodohanku. Dan kini, aku mulai memperbaharui niatku yang salah, bahwa
niatku memakai hijab sekarang bukanlah karena ikut-ikutan lagi tapi karena
memang memakai hijab itu sudah kewajiban aku sebagai seorang muslimah, Dan insya allah karena Allah, dan takkan ku lepas lagi.
Dengan Hijab aku merasa nyaman dan dengan Hijab pula aku merasa terlindungi.
Dan kini aku pun sudah tahu ilmunya,
Bahwa
selangkah anak perempuan keluar dari rumah tanpa menutup aurat, maka selangkah
juga ayahnya itu hampir ke neraka.
Dan tentunya
kita pun harus sayang dengan ayah kita, masa kita rela membuat ayah kita hampir
ke neraka karena perbuatan kita?
Berharap ku
bisa berhijab lebih baik lagi & lebih sempurna lagi ke depannya seperti teman-temanku yang lain, mundah-mundahan
Allah mudahkan jalannya & semoga niat ini
tetap lurus, Aamiin….
*Sebuah Catatan
hati
Selasa
Malam,
03 Nov’15
Pukul
22.51 wib