" Welcome To "

* triesenja's blog *









Wednesday, April 29, 2015

Sudah Bahagiakah kita ?



Tak dipungkiri sering rasanya kita menganggap orang lain hidupnya lebih bahagia dari kita, Entah itu Kehidupan sosialnya, kariernya, keluarganya, Pendidikannya, barang barang yang di milikinya, dan lain sebagainya.
Istilahnya rumput tetangga lebih hijau. 

Dan kita terkadang membanding bandingkannya dengan apa yang sudah kita punya dan kita capai, dan hal itu  kadang membuat kita merasa kita belum sebahagia dan seberuntung mereka.

Dan tak menutup kemungkinan hal itu terkadang yang  membuat kita merasa sedikit rendah diri di hadapan orang orang yang kita anggap telah bahagia hidupnya, dan membuat kita menarik diri dan menjauh karena menganggap diri kita tak sehebat dan tak selevel dengan mereka.

Namun jika kita tilik lebih jauh, Sebenarnya apa definisi Bahagia  itu ? Bagaimana caranya bahagia itu bisa tercipta untuk kita? Marilah kita sama sama renungkan, Arti Bahagia yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa mensyukuri semua yang kita miliki, yang sesungguhnya adalah semua titipan yang sudah diberi OlehNya kepada kita. Mensyukuri anugrah hidup yang tlah diberi oleh sang Penggenggam Jiwa ini, mensyukuri kesehatan kita, bersyukur masih di beri Nafas olehNya, bersyukur masih diberi kesempatan hidup bersama orang tua dan keluarga tercinta, bersyukur memiliki teman teman dan sahabat yang selalu ada untuk kita, bersyukur karena masih bisa merasakan pendidikan dan menimba Ilmu, bersyukur masih bisa menolong dan memberi kebahagiaan untuk orang orang di sekitar kita, dan bersyukur untuk semua nikmat  yang mungkin  tak dapat terhitung oleh nalar kita.

Banyak hal hal kecil yang terkadang kita sendiri lupa bahwa itu adalah
“ rasa bahagia” yang harus kita syukuri.
Bisa bangun pagi dan menunaikan kewajiban lima waktu itu Bahagia, Bisa menatap senyum dan membantu orang tua itu Bahagia, Bisa Berkumpul & bersilaturahmi dengan teman & saudara itu bahagia, Bisa bersenda gurau dengan keponakan atau anak anak kecil itu bahagia, bisa sarapan pagi  bersama keluarga itu bahagia, bisa membantu teman itu bahagia, bisa membaca buku dan menimba ilmu itu bahagia.

Bisa menebar manfaat untuk orang lain itu bahagia, bisa pergi menjenguk teman atau kerabat yang sedang sakit itu bahagia, diberi nasehat oleh orang tua atau sahabat itu bahagia, bisa mendoakan kebaikan buat orang lain itu bahagia, ketika di jalan bisa memberi rezeki dengan pengamen atau pengemis itu bahagia, memberi kesempatan duduk untuk ibu ibu hamil / orang yang sudah tua ( di dalam kereta / bus) itu bahagia, ketika di jalan bertemu teman dan saling  bertegur sapa dan menanyakan kabar itu bahagia. 

Bisa makan siang bersama teman teman atau keluarga itu bahagia, dan sederatan hal hal kecil lainnya yang semua itu sesungguhnya adalah rasa bahagia yang ada di dalam hati kita.

Jadi, Bahagia yang sesungguhnya adalah kita sendiri yang menciptakannya, kita sendirilah yang menanamkannya ke dalam hati kita untuk merasa bahagia dan kita sendirilah yang memulai, memilihnya  & menetapkan bahwa Bahagia itu hak  dalam hati kita yang harus disyukuri.  Bukan dengan membandingkan dengan kehidupan  orang lain yang di atas kita dan bukan fokus dengan kekurangan kita.

Jadi sudah bahagiakah kita sekarang, hari ini, detik ini ? Jawabannya ada dalam hati kita masing masing :)


Salam :)
Rabu Malam, 29 April’15
Pukul 21.42 wib
*Disalah satu sudut kota Indah di Negeri ini :)

Thursday, April 16, 2015

Esensi Waktu...


“ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal  sholeh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran “
(QS. Al-Ashr: 1-3)

Bicara mengenai waktu jadi teringat dengan lagu Raihan yang berjudul “Demi Masa” yang liriknya berbunyi “ Ingat lima perkara sebelum lima perkara, Sehat sebelum sakit, Muda sebelum tua, Kaya  sebelum miskin, Lapang sebelum sempit, Hidup sebelum mati “ dan lagu ini begitu dalam maknanya.

Lagu ini mengingatkan dan  mengajak kita untuk memanfaatkan waktu yang kita punya, seperti dalam hadistnya, yang artinya kurang lebih seperti ini :

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
1.) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
2.) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
3.) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,

4)  Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
5.) Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)


Berbicara  kembali mengenai waktu, setiap kita di beri waktu 24 jam setiap  harinya, dan itu kembali tergantung bagaimana kita menggunakan waktu yang telah di beri olehNya, apakah bisa  menggunakannya sebaik mungkin atau tidak . Dan waktu yang sudah berlalu pun takkan bisa kembali lagi.

Ketika kita masih diberi waktu bernafas di dunia ini, inilah kesempatan yang bisa yang gunakan dengan sebaik baiknya, kesempatan untuk mengumpulkan amal sholeh yang banyak, menimba ilmu , menebar manfaat untuk orang banyak, dan kegiatan positif lainnya.

Karena jika kita sudah dipanggil olehnya, tak ada lagi yang bisa kita lakukan, Jasad ini hanya terbujur kaku di dalam tanah, tak bisa lagi melakukan  amal sholeh untuk bekal kita disana, karena semuanya sudah terlambat.   

Dan salah satu perwujudan rasa terimakasih kita kepada Allah swt karena masih diberi waktu untuk  hidup, umur dan kesehatan adalah dengan menjalankan kewajiban kita sebagai seorang muslim yang salah satu di antaranya adalah shalat lima waktu.

Jangan sampai kita meninggalkan Shalat, hanya karena kita sibuk dengan urusan dunia, seperti terlalu sibuk bekerja hingga meninggalkan shalat. Harus kita ingat bahwa yang memberi kita raga yang sehat, otak untuk berpikir & bisa  melakukan aktivitas seperti bekerja  adalah Allah swt. Dan sudah seharusnya  kita bersyukur kepada-Nya, sebagai wujud syukur dan terimakasih kita pada-Nya.

Mundah mundahan kita semua ( khususnya mengingatkan  untuk diri q sendiri ) bisa memanfaatkan waktu yang masih diberi Oleh-Nya ini dengan sebaik baiknya, bisa memberi & menebar manfaat  untuk orang banyak & bisa mengumpulkan bekal yang banyak untuk di akherat nanti. Aamiin.

“ Ya Rabb, ampuni untuk semua waktu yang telah terbuang sia sia, bahkan ternoda oleh khilap dan dosa, Jadikan sisa waktu ini agar bisa  menebar manfaat untuk orang banyak, Selalu ingat dengan-Mu, dan selalu mensyukuri semua  yang telah Engkau beri, Aamiin “



Sebuah tulisan sederhana yang q tunjukkan  khususnya untuk mengingatkan diri q sendiri.
Salam :)
Kamis Malam,
16 April’15
Pukul 22.01
*Disalah satu sudut kota indah di negeri ini,,
Ditemani lagu Raihan “Demi Masa”