Hari ini aku mendapat pelajaran
baru dari keponakanku yang masih kecil, Pelajaran baru sekaligus merasa
bersalah, ceritanya tadi pagi sebelum ku pergi untuk memulai aktivitas,
Handphoneku di pinjam untuk di pake games oleh keponakanku, Ia mengatakan ingin
nginstall permainan baru, dan aku pun segera melarangnya, karena memori
Handphone yang kecil dan tak memungkinkan rasanya untuk menyimpan aplikasi yang
baru lagi, Dan keponakanku mengatakan akan menghapus salah-satu aplikasi yang
ada di handphoneku.
Aku pun melarangnya dengan cepat “Jangan” karena takut sekali di hapus, Karena jika
sudah terhapus akan sulit lagi di install.
Lalu beberapa saat setelah
mendengar laranganku itu, keponakananku yang lucu itu, memalingkan wajahnya
dariku dan menutup bagian matanya dengan kain seprai. Ia terdiam.
Dan aku pun baru menyadarinya,
ternyata ia menangis. Ia menangis karena ucapanku.
Ya Allah, aku pun merasa berdosa sekali, karena ucapanku ia jadi bersedih dan menangis.
Mungkin hatinya terluka oleh ucapanku.
Aku pun segera meminta maaf, dan
merayunya kembali dengan mencari kartun
yang ku rasa ia menyukainya di youtube dan
memperlihatkan kepadanya. Ia pun menerima tawaranku dan berubah menjadi ceria
kembali.
Aku pun senang karena berhasil
membujuknya dan tak membuatnya bersedih lagi.
Dari kejadian tadi pagi, aku
belajar banyak.
Ternyata anak kecil juga memiliki
hati, ia akan terluka dan sedih bila kita bentak atau kita marahi.
Seperti halnya kita, kita pun
pasti tak ingin kan di bentak dan di marahi orang lain ?
Aku jadi belajar banyak, intinya “
Jika
kita tak ingin di sakiti orang lain, ya kita pun sebaiknya jangan menyakiti
orang lain.
Jika kita tak ingin di marahi
orang lain, ya kita pun jangan memarahi orang lain.”
Ucapan
buruk kita kepada orang lain itu Ibarat Paku yang di tanjapkan ke dinding,
walau pun mungkin bisa di lepas kembali,
namun bekasnya pasti ada.
Artinya
ucapan kita yang membuat orang lain terluka, ya memang bisa kita perbaiki
dengan meminta maaf kepadanya, namun tidak dengan bekasnya. Mungkin ucapan kita
yang menyakiti itu akan terus membekas di hatinya, walau pun mungkin kita sudah
meminta maaf dan ia sudah memaafkan kesalahan kita.
Tapi rasa
sakitnya mungkin akan tetap terpatri di sana.
Jadi, Mari
kita (khususnya mengingatkan diriku sendiri) gunakanlah lisan kita dengan ucapan yang baik-baik
saja dan yang positif, yang menyemangati, yang membawa kebaikan dan membuat
orang lain senang dengan ucapan kita.
Salam :)
Kamis
Malam,
25 Mei
2017
Pukul 21.10
wib
No comments:
Post a Comment