" Welcome To "

* triesenja's blog *









Thursday, May 25, 2017

Pelajaran berharga (hari ini) dari seorang anak kecil



Hari ini aku mendapat pelajaran baru dari keponakanku yang masih kecil, Pelajaran baru sekaligus merasa bersalah, ceritanya tadi pagi sebelum ku pergi untuk memulai aktivitas, Handphoneku di pinjam untuk di pake games oleh keponakanku, Ia mengatakan ingin nginstall permainan baru, dan aku pun segera melarangnya, karena memori Handphone yang kecil dan tak memungkinkan rasanya untuk menyimpan aplikasi yang baru lagi, Dan keponakanku mengatakan akan menghapus salah-satu aplikasi yang ada di handphoneku. 

Aku pun melarangnya dengan cepat “Jangan”  karena takut sekali di hapus, Karena jika sudah terhapus akan sulit lagi di install.

Lalu beberapa saat setelah mendengar laranganku itu, keponakananku yang lucu itu, memalingkan wajahnya dariku dan menutup bagian matanya dengan kain seprai. Ia terdiam.
Dan aku pun baru menyadarinya, ternyata ia menangis. Ia menangis karena ucapanku.

Ya Allah,  aku pun merasa berdosa sekali, karena  ucapanku ia jadi bersedih dan menangis. Mungkin hatinya terluka oleh ucapanku.

Aku pun segera meminta maaf, dan merayunya  kembali dengan mencari kartun yang ku rasa ia menyukainya  di youtube dan memperlihatkan kepadanya. Ia pun menerima tawaranku dan berubah menjadi ceria kembali.

Aku pun senang karena berhasil membujuknya dan tak membuatnya bersedih lagi.

Dari kejadian tadi pagi, aku belajar banyak.
Ternyata anak kecil juga memiliki hati, ia akan terluka dan sedih bila kita bentak atau kita marahi.
Seperti halnya kita, kita pun pasti tak ingin kan di bentak dan di marahi orang lain ?

Aku jadi belajar banyak, intinya “ Jika kita tak ingin di sakiti orang lain, ya kita pun sebaiknya jangan menyakiti orang lain.
Jika kita tak ingin di marahi orang lain, ya kita pun jangan memarahi orang lain.”

Ucapan buruk kita kepada orang lain itu Ibarat Paku yang di tanjapkan ke dinding, walau pun mungkin bisa di lepas  kembali, namun bekasnya pasti ada.

Artinya ucapan kita yang membuat orang lain terluka, ya memang bisa kita perbaiki dengan meminta maaf kepadanya, namun tidak dengan bekasnya. Mungkin ucapan kita yang menyakiti itu akan terus membekas di hatinya, walau pun mungkin kita sudah meminta maaf dan ia sudah memaafkan kesalahan kita.

Tapi rasa sakitnya mungkin akan tetap terpatri di sana.
Jadi, Mari kita (khususnya mengingatkan diriku sendiri)  gunakanlah lisan kita dengan ucapan yang baik-baik saja dan yang positif, yang menyemangati, yang membawa kebaikan dan membuat orang lain senang dengan ucapan kita.

Salam :)
Kamis Malam,
25 Mei 2017
Pukul 21.10 wib


No comments:

Post a Comment