" Welcome To "

* triesenja's blog *









Sunday, June 18, 2017

Sepenggal Perjalananku di Pagi Hari



Pagi itu seperti biasa, aku beraktivitas menuju suatu tempat menggunakan kendaraan umum.
Selama waktu dalam perjalanan terkadang ku gunakan dengan membaca buku atau berzikir dalam hati.

Terkadang juga q gunakan untuk merenungi hidup ini, seperti tentang kasih sayang orang tua, Sebagai anak belum cukup rasanya membahagiakan mereka, bahkan belum banyak rasanya melakukan yang terbaik dan membuat bangga mereka,  lalu  ku merenungi teman-teman yang aku miliki, yang dengan izinNya, Alhamdulillah aku bisa berteman dengan mereka dan bisa berada di antara mereka. Sebuah Skenario yang begitu indah.

Pagi itu kendaraan umum yang ku tumpangi terus melaju, dari balik jendela ku melihat seorang ibu sedang menyapu halaman depan sebuah Kompleks perumahan & Mall yang sedang dalam proses pembangunan itu.
Ku rasakan betapa besarnya perjuangan seorang ibu, Rela bekerja untuk bisa membahagiakan keluarganya, terutama anak-anaknya tercinta. Walaupun terkadang pekerjaan yang di jalani terasa berat dan meletihkan. Namun demi pendidikan anak-anaknya dan senyum bahagia anak-anaknya, seorang ibu ikhlas bekerja mencari nafkah.

Kendaraan umum yang ku tumpangi terus melaju, Hingga tak dapat ku lihat sosok ibu itu lagi.

Di perjalanan berikutnya, di antara simpang siurnya kendaraan umum dan kendaraan pribadi, Kendaraan umum yang ku tumpangi melewati sebuah lokasi di pinggir jalan yang di sana terdapat banyak sekali orang, dan di depannya terpasang bendera kuning.

“Innalillahi Wainna Ilahi Ro’jiun”,  Ternyata ada orang yang meninggal dunia. Ku merenung sejenak, Teryata kematian itu dekat dengan kita, dan kita pun tak tahu kapan malaikat maut akan menjemput kita, Selama masih di beri kesempatan hidup di dunia ini adalah  kesempatan yang harus di gunakan sebaik-baiknya untuk menyiapkan perbekalan. Menjaga Shalat lima waktu, beramal shaleh, berbuat baik kepada orang lain, dan kegiatan yang bermanfaat dan membawa kebaikan lainnya.

Saat itu ku lihat banyak sekali orang yang bertakziah, ku berpikir mungkin orang yang meninggal itu sosok orang yang baik, yang sering berbuat baik kepada orang lain, terbukti dengan banyaknya  petakziah yang datang.

Dan Aku pun ingin ketika ku sudah tiada nanti, banyak orang yang datang bertakziah untuk mendoakanku.

Kendaraan yang ku tumpangi terus melaju, ku masih larut dalam renunganku sendiri.

Lagi lagi, pagi itu  memberiku banyak pelajaran, di jalan berikutnya, ku lihat
segerombolan bapak-bapak, antara 4-5 orang kalau tidak salah, sedang berjalan di pinggir jalan dengan membawa tas yang besar dan sepertinya berat itu. Sepertinya mereka adalah para pedagang yang akan membawa barang dagangannya ke suatu tempat.

Ku rasakan tentang perjuangan seorang ayah untuk dapat menafkahi keluarga tercinta di rumah , mengukir senyum bahagia untuk istri dan anak-anak di rumah. 

Dan dapati juga pelajaran bahwa ketika kita ingin membahagiakan orang-orang yang kita sayangi, kita harus bekerja keras, kita harus terus berjuang, tak peduli rasa letih dan keringat yang harus jatuh bercucuran.
Namun tetap jangan melupakan Ibadah apalagi meninggalkannya.

Karena yang memberi kita kesehatan sehingga bisa bekerja, melakukan aktivitas seperti biasa adalah Rabb kita, dan tak sepantasnya jika kita melupakan yang tlah memberi kesehatan, kesempatan dan rezeki untuk kita.

Pagi itu, kendaraan yang ku tumpangi  hampir mendekati lokasi yang ku tuju, Ku pun segera memberhentikan kendaraan yang ku tumpangi, membayar ongkos dan segera ku langkah kaki menuju tempat yang ku tuju, Pagi itu ku di sambut dengan turunnya hujan gerimis yang mulai membasahi pakaianku. Segera ku percepat langkahku.

Pagi itu sungguh memberiku banyak pelajaran dan renungan tentang hidup ini. Dan berharap bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dan bermanfaat untuk orang banyak dan bisa memanfaatkan waktu hidup yang masih dberi ini dengan sebaik-baiknya, aamiin...


*Minggu Siang,
18 Juni 2017
Pukul. 13.27 wib





No comments:

Post a Comment